Mitos Mancing Ikan Yang Masih Banyak Di Percayai
Mitos seputaran pancing dan untuk para pemancingnya sendiri masih sangat banyak melekat, baik pribumi ataupun tukang mancing ikan perantauan ada banyak sekali yang mempercayai beberapa mitos yang beredar.
Akan tetapi, dibalik mitos yang berkembang tentang mancing ikan, terkadang ada saja yang kebetulan benar adanya. Sebaliknya, ada juga mitos yang sama sekali tidak berlaku saat benar-benar di uji cobakan.
Seputaran mitos tentang mancing, biasanya dibawa turun-temurun dari terdahulunya. Mungkin pada jaman dulu mitos itu memang benar adanya, tapi tidak di jaman sekarang karena banyak yang menyebutkan ini dan itu tapi tidak ada buktinya sama sekali.
Beberapa mitos yang sering sekali di dengar itu diantaranya:
Saya pernah mencoba dengan melangkahi sendiri joran pancing yang sering saya gunakan, tapi tetap saja kalau ada rejekinya ya dapat ikan. Dan sebaliknya, bila sedang bukan rejekinya ya Boncos.
Tapi logikanya, sekalipun joran pancing yang baru di beli sekalipun bila belum ada rejekinya tetap saja pulang Boncos alias nihil, tidak dapat ikan sama sekali. Tapi entah mengapa, omongan mitos yang satu ini masih saja sangat sering digunakan dan dipercayai banyak pemancing.
Tapi bila kita ambil logikanya sih bisa saja, maksudnya supaya saat kita pulang mancing maka joran dan alatnya jangan di tarok sembarangan. Kuncinya saya ambil di situ saja, jadi pesan orang tua dulu hati-hati pancing jangan sampai dilangkahi, maksudnya supaya kita lebih memperhatikan pancing yang kita gunakan untuk tidak meletakannya di sembarangan tempat.
Saya sangat sering melakukan ini, saat mancing dan dapat ikan kecil hanya 1 ekor saja sampai sore. Waktunya pulang, ikan saya tinggalkan bahkan sampai ke esokan harinya lagi saya mancing tetap ketemu ikan yang kemarin saya pancing dan tinggalkan itu. Tapi tetap saja, saat ada rejeki dapat ikan besar dan banyak tetap saja saya dapatkan dan bawa pulang.
Tapi bila kita ambil secara baiknya, mitos ini ada baiknya juga supaya kita membawa pulang ikan walaupun 1 ekor saja. Kesannya supaya tidak sia-sia rejeki yang kita dapatkan, karena saat kita mancing sudah pasti ikan terluka bila kelamaan di darat ikanpun mati.
Jadi mitos dari orang tua dulu ini ada baiknya juga, karena nyawa ikan sebagai makhluk ciptaan Allah swt telah kita hilangkan dengan sia-sia dan percuma.
Tapi menurut saya yang bersuku Jawa, ini tidaklah berlaku karena Ari-ari saat saya lahir itu di kuburkan. Bagi mereka yang biasanya saat ada anak bari lahir dan Ari-arinya dibuang ke sungai itu bisa saja ia percayai mitos tersebut. Mengingat bila di sungai juga sangat jarang ada ikan parinya.
Mempercayai mitos ini bisa baik dan bisa juga tidak, soalnya apa bila kita ambil baik maka kita sudah menghormati dengan cara permisi untuk mancing di tempat tersebut. Untuk tidak baiknya, bisa saja saat kita mancing dan tidak mendapatkan ikan lalu saking kesalnya malah mengutuk makhluk halus di sekitar tempat kita mancing.
Konon bila kita bersiulnya hanya sekali, yang datang itu ikan dan makan umpan kita. Tapi kalau bersiul terus, maka yang datang semua penghuni sungai termasuk buaya dan ular.
Kalau saya nggak percaya, kalaupun semua makhluk sungai pada datang malah senang. Sudah pasti ikan yang besar-besar juga pada datang makan umpan kita dan Strike...
Tapi bila kita ambil baiknya, maka jangan sambil bersiul maksudnya supaya kita lebih fokus menunggu ikan makan. Karena kan biasanya bila kita lenggah bisa saja joran pancing kita malah dibawa ikan ke air dan menjauh jadi sulit kita ambil.
Atau bisa jadi juga, pas ikan datang mau makan umpan dipancing kita. Karena dengar kita lagi bersiul, ikan tidak jadi makan karena takut dengan suara siulan kita. Tapi kalau menurut saya nggak juga lah.
Dari mitos-mitos diatas, sebenarnya ada yang baik untuk kita jalani dan ada juga yang hanya cerita semata. Karena pada sejatinya kita mancing, itu murni pada faktor rejeki bukan karena ada embel-embel ini dan itu.
Kesimpulan saya, mitos ini kemungkinan bisa berlaku pada mereka yang benar-benar mempercayainya. Dan tidak akan berlaku pada kita yang tidak percaya, dan saya lebih memilih untuk tidak percaya tapi tetap mengambil yang baik-baiknya saja.
Akan tetapi, dibalik mitos yang berkembang tentang mancing ikan, terkadang ada saja yang kebetulan benar adanya. Sebaliknya, ada juga mitos yang sama sekali tidak berlaku saat benar-benar di uji cobakan.
Seputaran mitos tentang mancing, biasanya dibawa turun-temurun dari terdahulunya. Mungkin pada jaman dulu mitos itu memang benar adanya, tapi tidak di jaman sekarang karena banyak yang menyebutkan ini dan itu tapi tidak ada buktinya sama sekali.
Beberapa mitos yang sering sekali di dengar itu diantaranya:
- Joran pancing tidak boleh di langkah.
- Bila dapat ikan walaupun 1 ekor harus dibawa pulang.
- Bila dapat ikan pari harus di lepaskan.
- Sebelum mancing harus permisi.
- Dan tidak boleh sambil bersiul saat mancing.
Mitos Joran Pancing Tidak Boleh Di Langkah
Kebanyakan yang mengatakan, bila pancing sudah di langkahi maka akan sulit sekali mendapatkan ikan saat joran di gunakan untuk mancing.Saya pernah mencoba dengan melangkahi sendiri joran pancing yang sering saya gunakan, tapi tetap saja kalau ada rejekinya ya dapat ikan. Dan sebaliknya, bila sedang bukan rejekinya ya Boncos.
Tapi logikanya, sekalipun joran pancing yang baru di beli sekalipun bila belum ada rejekinya tetap saja pulang Boncos alias nihil, tidak dapat ikan sama sekali. Tapi entah mengapa, omongan mitos yang satu ini masih saja sangat sering digunakan dan dipercayai banyak pemancing.
Tapi bila kita ambil logikanya sih bisa saja, maksudnya supaya saat kita pulang mancing maka joran dan alatnya jangan di tarok sembarangan. Kuncinya saya ambil di situ saja, jadi pesan orang tua dulu hati-hati pancing jangan sampai dilangkahi, maksudnya supaya kita lebih memperhatikan pancing yang kita gunakan untuk tidak meletakannya di sembarangan tempat.
Mitos Bila Dapat Ikan Walaupun 1 Harus Di Bawa Pulang
Hampir kebanyakan para pemancing pasti pernah mengalaminya, saat mancing dapat ikan hanya 1 saja dan saat akan pulang ikan di tinggalkan atau dilemparkan lagi ke sungai, terutama bila ukuran ikan yang di dapat hanya sebesar jari saja.Saya sangat sering melakukan ini, saat mancing dan dapat ikan kecil hanya 1 ekor saja sampai sore. Waktunya pulang, ikan saya tinggalkan bahkan sampai ke esokan harinya lagi saya mancing tetap ketemu ikan yang kemarin saya pancing dan tinggalkan itu. Tapi tetap saja, saat ada rejeki dapat ikan besar dan banyak tetap saja saya dapatkan dan bawa pulang.
Tapi bila kita ambil secara baiknya, mitos ini ada baiknya juga supaya kita membawa pulang ikan walaupun 1 ekor saja. Kesannya supaya tidak sia-sia rejeki yang kita dapatkan, karena saat kita mancing sudah pasti ikan terluka bila kelamaan di darat ikanpun mati.
Jadi mitos dari orang tua dulu ini ada baiknya juga, karena nyawa ikan sebagai makhluk ciptaan Allah swt telah kita hilangkan dengan sia-sia dan percuma.
Mitos Dapat Ikan Pari di Lepaskan Lagi
Umumnya pribumi melayu yang banyak mempercayai mitos ini, konon sejarah dari ikan pari ini berasal dari Ari-ari anak bayi yang di buang ke sungai. Maka dari itu akan ada sial bila kita membawa ikan pari hasil pancingan pulang.Tapi menurut saya yang bersuku Jawa, ini tidaklah berlaku karena Ari-ari saat saya lahir itu di kuburkan. Bagi mereka yang biasanya saat ada anak bari lahir dan Ari-arinya dibuang ke sungai itu bisa saja ia percayai mitos tersebut. Mengingat bila di sungai juga sangat jarang ada ikan parinya.
Saat Akan Mancing Harus Permisi
Sebenar ini bukan mitos ya, tapi lebih kepada menghormati bila ada makhluk halus yang berada di sekitar tempat tersebut. Mengingat sungai dan jarang di jamak manusia, bisa saja menjadi tempat keberadaan makhluk halusnya.Mempercayai mitos ini bisa baik dan bisa juga tidak, soalnya apa bila kita ambil baik maka kita sudah menghormati dengan cara permisi untuk mancing di tempat tersebut. Untuk tidak baiknya, bisa saja saat kita mancing dan tidak mendapatkan ikan lalu saking kesalnya malah mengutuk makhluk halus di sekitar tempat kita mancing.
Bahasa biasanya seperti ini, ini penunggu sini pelit amat mancing nggak dikasih ikan. Atau bilang gini, Permisi Nek Kami Numpang Mancing.Haha ada-ada saja, permisi pakai numpang Nek, jadi penunggu di sana apa iya nenek-nenek.wuatabbb
Mancing Tidak Boleh Sambil Bersiul
Ini jadi mitos apa tidak ya, karena saya sangat sering melihat orang mancing yang sesekali ia akan bersiul. Siulan seperti hanya sekali, dan tidak boleh terus-terus bersiul.Konon bila kita bersiulnya hanya sekali, yang datang itu ikan dan makan umpan kita. Tapi kalau bersiul terus, maka yang datang semua penghuni sungai termasuk buaya dan ular.
Kalau saya nggak percaya, kalaupun semua makhluk sungai pada datang malah senang. Sudah pasti ikan yang besar-besar juga pada datang makan umpan kita dan Strike...
Tapi bila kita ambil baiknya, maka jangan sambil bersiul maksudnya supaya kita lebih fokus menunggu ikan makan. Karena kan biasanya bila kita lenggah bisa saja joran pancing kita malah dibawa ikan ke air dan menjauh jadi sulit kita ambil.
Atau bisa jadi juga, pas ikan datang mau makan umpan dipancing kita. Karena dengar kita lagi bersiul, ikan tidak jadi makan karena takut dengan suara siulan kita. Tapi kalau menurut saya nggak juga lah.
Dari mitos-mitos diatas, sebenarnya ada yang baik untuk kita jalani dan ada juga yang hanya cerita semata. Karena pada sejatinya kita mancing, itu murni pada faktor rejeki bukan karena ada embel-embel ini dan itu.
Kesimpulan saya, mitos ini kemungkinan bisa berlaku pada mereka yang benar-benar mempercayainya. Dan tidak akan berlaku pada kita yang tidak percaya, dan saya lebih memilih untuk tidak percaya tapi tetap mengambil yang baik-baiknya saja.
Posting Komentar untuk "Mitos Mancing Ikan Yang Masih Banyak Di Percayai"
Silahkan beri komentar yang sesuai dengan judul artikel, selain itu berikan support bila ada kesalahan dalam penulisan agar bisa di Perbaharui lagi isi konten dengan yang lebih jelas sob.